Minggu, 15 April 2012

♥ INGAT PESAN MEREKA ♥

JENDELA bilang: “lihatlah dunia luar!”
LANGIT berpesan: “gantungkan cita2mu setinggi aku.”
JAM berdetak: “setiap detik sangat berharga untukmu, jangan sia2kan.”
CERMIN berkata: “bercerminlah sebelum kamu berTINDAk.”
KALENDER berbisik: “jangan kamu menunda sampai besok karna waktu takkan pernah kembali.”
PINTU berteriak: “dorong yang keras dan pergilah untuk jadi yang terBAIK.”

Tapi ingatlah slalu pesan LANTAI: “bersujudlah dan berdo’alah sebab semua akan jd yg terbaik krna DIA (ALLAH)

-- Penyesalan Orang Tua --

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya... karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini !!!" .... Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ' Saya tidak tahu..tuan." "Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?" hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik ...kan!" katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.

Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa... Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. "Oleskan obat saja!" jawab bapak si anak.

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Dita demam, Bu"...jawab pembantunya ringkas. "Kasih minum panadol aja ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.

Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap" kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. "Tidak ada pilihan.." kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut..."Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah" kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Ayah.. ibu... Dita tidak akan melakukannya lagi.... Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi... Dita sayang ayah..sayang ibu.", katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. "Dita juga sayang Mbok Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

"Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?... Bagaimana Dita mau bermain nanti ?... Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, " katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf...Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi..., Namun...., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..

~ Sepenggal Cara Memperlakukan Wanita ~



Assalamualikum -- Ada dua tokoh sedang bercakap, mari dibaca..

Lelaki inggris bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tdk boleh bersentuhan dengan sembarang pria?"

Syaikh menjawab: "Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu Elizabeth?

Lelaki inggris menjawab: "oh tentu tidak bisa! cuma orang2 tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan ratu."

Syaikh tersenyum & berkata: "Wanita2 kami (Kaum muslimin) adalah para ratu, & ratu tidak boleh bersentuhan dengan pria sembarangan (yg bukan mahramnya")

Lalu si inggris bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?"

Syekh tersenyum dan punya 2 permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. dia melemparkan keduanya kelantai.

Syaikh bertanya: "Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?"

Si inggris menjawab: "Yang tertutup.."


Syeikh berkata: " Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami"



SUMBER : https://www.facebook.com/Ray.Prayudha27





♥ Jangan Takut Jadi Cowok Jelek ♥



Gw mo share kisah nyata tentang temen Gw dalam hal mengejar cintanya. Kisah ini bagi gw dulu suka jadi semangat dalam mengejar cinta. Begini kisahnya.

Gw punya temen katakan saja bernama Bagus. Meskipun namanya begitu, tapi nasibnya tidak sebagus namanya. Bagus ini adalah seorang anak yatim piatu sejak SD. Orang tuanya sendiri sebenarnya tergolong cukup mampu walau untuk ukuran desa. Ketika ditinggalkan orang tuanya, dia diwarisi sawah yang luas dan sebuah kios penjualan pupuk. Maklum di desa. Satu satunya yang mengasuhnya adalah kakaknya yang udah berkeluarga. Kakaknnya adalah seorang pedagang di pasar. Hingga cara mendidiknya pun keras, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Semasa SMP dimana anak2 suka main-main Bagus menghabiskan waktu mengurus sawah dan mejaga kios pupuknya. Karena tidak bergaul itulah Bagus selalu menjadi `looser` diantara kami. Bagus mendapat ceng-cengan `Lemes` karena pernah mau pingsan ketika ikut Karate bersama kami. Waktu itu tahun 1998-an karate merupakan kegiatan yang elit di lingkungan kami.

Ketika SMU Bagus lemes pun hanya mampu bersekolah di SMA swasta yang nggak bonafid. Maklum Bagus orangnya nggak terlalu pinter. Karena selalu bergaul dengan orang-orang yang lebih dewasa, seleranya pun jadi aneh. Ketika waktu itu motor Suzuki Crystal adalah motor favorit, Bagus malah senang dengan motor tua. Waktu berlalu Baguspun berhasil lulus SMA walau dengan susah payah. Disaat itulah gw sering main lg bersama Bagus.

Sebagaimana layaknya remaja pada umumnya Bagus juga mengalami apa yang dinamakan jatuh cinta. Dia jatuh cinta dengan seorang mahasiswi Akper Jogja katakan saja namanya Rini. Rini ini orangnya putih dan cantik sekali. Sedangkan Bagus tampangnya sangat pas-pasan. Selain bertampang pas-pasan cara berdandan, membawa dirinya pun sedikit berbeda (kalo gak mau dibilang aneh). Dia suka memakai jaket kulit rumbai-rumbai begaya ala biker. Waktu itu gaya biker belum terlalu lazim untuk anak muda. Rini sendiri sebenarnya juga tidak mengenal Bagus pada awalnya. Bagus mengenal Rini ketika bertemu di RS PKU yogja tempat Rini praktek. Perkenalan itu membuat Bagus nggak bisa tidur dan selalu melamun. Sedangkan Rini tentu saja nggak terlalu peduli dengan Bagus, maklum Rini sudah punya cowok dikota asalnya, surabaya. Dengan berbagai cara, Bagus akhirnya menemukan alamat kost Rini. Dan mulailah Bagus dengan sebuah kegiatan baru yang namanya Apel.

Apel pertama jelas sangat canggung, maklum Rini sudah lupa dengan Bagus. Bagus pura pura menanyakan obat kakaknya, karena nggak mau ke rumah sakit. Pembicaraan jelas sangat terbatas. Karena Rini sangat asing dengan tamu anehnya malam itu. Sempat Bagus melihat foto pacar Rini ketika dengan pura-pura Rini membuka dompetnya. Rini sengaja melakukan ittu untuk memberi batasan kepada Bagus.

Apel kedua dilakukan Bagus dengan lebih semangat. Meski dia tahu Rini sudah mempunyai pacar, Bagus menganggap foto di dompet Rini adalah gambar Andy Lau saja.. meski ganteng, tapi kan jauh di surabaya.. katanya kepada gw suatu saat. Bagus semangat karena kenyataan Rini malem minggu selalu di rumah. Paling tidak kalau Bagus pergi malem minggu, kalau ditanya, Bagus bisa dengan bangga menjawab.. Apel! Perasaan di dada Bagus makin menggebu, Wajah Rini yang selalu membayangi membuatnya ingin segera mengutarakan perasaannya. Akhirnya malam itu, Bagus datang dengan motor tuanya, dengan dandanan biker, dan rambut dikuncir, mengapeli Rini di kostnya. Setelah berbincang cukup, basa basi cukup, Bagus mulai mencurahkan perasaannya.
" Rini, tentunya kamu tau kenapa aku sering kesini malem minggu.." kata Bagus.
" Apa...?" Rini benar benar nggak tau.
" Begini Rin, Aku cinta padamu.." Bagus dengan terbata mengutarakan cintanya.
Mendengar ungkapan cinta Bagus itu, Rini meludah. Perasaan Bagus tentu saja seperti disengat kalajengking, namun dia menahnnya. Dengan menahan emosi Rini ber ucap..
" Gus, Kamu kan tahu aku sudah punya cowok, dan yang kedua aku memang nggak pernah suka sama kamu..."
Bagus terdiam.. Hatinya remuk diperlakukan begitu rupa. Ekspresi meludah sangatlah melukai perasaannya. Tapi hebatnya Bagus, dia malah nyengir dan bilang:
" Aku nggak heran, Rin. Cewek yang mukanya lebih jelek dari kamu saja selalu menolakku " katanya. Tentu saja Rini tambah emosi dan jijik.

Apel kedua Bagus hancur berantakan, seberantakan perasaan Bagus yang hancur lebur. Seminggu dalam linglung di lalui Bagus di kios buluk tempatnya jualan pupuk. Akhirnya malem minggu ketiga datang juga. Bagus bimbang untuk datang ke kost Rini atau tidak malam itu. Tentunya peristiwa minggu lalu masih menyisakan sakit hati. Setelah berpikir.. akhirnya diputuskan.. untuk tetap datang ke kost-an Rini. Ketika sampai di kost Rini, teman kost Rini bilang, Rini sedang pergi dengan pacarnya yang baru datang dari Surabaya. Hati Bagus kembali remuk. Pulanglah dia dengan galau.

Minggu berikutnya Bagus tetap ngotot datang ke kost-an Rini. Dengan alasan yang sama teman kost Rini menyampaikan alasan Rini nggak ada di tempat. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang sampai sebulan lebih. Pada akhirnya Bagus menyadari, bahwa Rini hanyalah berusaha menghindar darinya. Bahwa pacarnya sebenarnya nggak pernah datang. Bagi banyak cowok, peristiwa seperti itu pastilah membuat semangatnya loyo. Ketika menemui penolakan yang sebegitu rupa, pasti langsung kendor, atau marah, dan bilang `emang cewek cuman loe doang.. cuih..` mungkin begitu. Namun berbeda dengan Bagus.

Apel `sepihak` yang dilakukan Bagus lemes, sudah menjadi sebuah kebiasaan, sperti halnya rutinitasnya di kios atau di sawah. Kali ini dengan sedikit strategi, Bagus berusaha apel lagi. Bagus merubah jadwal datangnya. Dia datang lebih awal pada malam minggu itu. Karena berbeda dengan biasanya, Rini nggak bisa mengelak. Mau tak mau dia harus menemui Bagus. Pertemuan malam itu sangatlah kikuk. Rini hanya cemberut saja, sedang Bagus berusaha mengajak berbicara tapi topiknya sangat basi. Maklum Bagus tidaklah pintar dalam hal merayu. Setelah bermenit menit mati gaya, Bagus pun pulang. Hatinya sedikit senang karena akhirnya bisa bertemu Rini. Sedangkan Rini tentu saja makin jengkel.

Minggu selanjutnya Bagus tetap apel, Rini masih canggung dan malas-malasan. Sampai suatu ketika entah di minggu yang ke berapa Rini mulai bisa ngobrol dengan Bagus. Mungkin hari itu mood Rini sedang baik.
" Gus, kamu ini ngapain sih kesini terus? Bukannya sudah jelas jelas aku menolak cintamu? " Kata Rini berterus terang. Bagus bingung mau menjawab apa. Akhirnya dengan polos dia jawab:
" Rin, kamu kan tau kalau aku suka dengan kamu. Kalau aku kesini ya karena aku kangen dengan kamu. Masalah kamu nggak suka dengan aku, itu hakmu. Kalau kamu nggak suka aku kesini ya tinggal bilang saja aku pasti pergi " Kata Bagus..
" Tapi nyatanya kamu datang terus, biarpun aku menghindar " Kata Rini
" Habisnya aku kangen terus sih.." Kata Bagus. Entah kenapa Rini saat itu tertawa, dia memandang Bagus bukan lagi seorang asing yang perlu dihindari. Rini menyadari Bagus bukanlah orang yang membahayakn dirinya atau egonya.

Mulai peristiwa itu Rini makin biasa dengan Bagus. Terkadang Rini terkesan memanfaatkan Bagus. Bagus yang selalu available, Bagus yang bisa jadi teman curhatnya ketika jengkel dengan pacarnya, Bagus yang bisa dia suruh-suruh untuk kepentingan pribadinya. Rini merasa batas antara dia dan Bagus sangat jelas, bahwa dia nggak suka dengan Bagus, biarpun Bagus suka dengan dia. Rini cukup nyaman dengan itu. Kedekatannya dengan Bagus ternyata telah menjadikan sebuah ketergantungan. Rini terkadang nggak bisa apa-apa kalau Bagus tidak ada. Rini terlalu mengandalkan Bagus, karena memang Bagus selalu available dan bisa diandalkan untuk Rini. Sampai suatu saat...

.. Malam itu Bagus habis mengantarkan Rini dari tempat temannya dan berbelanja di Malioboro Yogja. Tiba tiba motor tua yang dikendarai Bagus dan Rini berhenti diatas sebuah jembatan layang. Rini sedikit kaget. Dia bertanya:
" Ada apa Gus? Motormu mogok lagi?" tanya Rini
"... Rin, aku mau bilang sesuatu pada kamu.. " Kata Bagus.
" Kenapa dimarahi kakak lagi ?" Rini meledek Bagus.
" Begini... aku pingin kamu dengerin aku.. " Bagus terbata
"....." Rini sedikit risau

" Aku mau bilang sesuatu untuk terakhir kali.. Kalau kamu tahu apa yang aku rasakan selama ini, aku ini sangat capek memendam ini semua. Ketika aku harus mendengarkan keluhanmu tentang pacarmu, ketika aku harus mengantarkanmu untuk bertemu pacarmu, ketika aku harus membelikan oleh-oleh untuk pacarmu.. sebenarnya hatiku sangat pedih. Setebal-tebalnya mukaku aku masih punya perasaan. Aku nggak bisa lagi melakukan ini semua dengan beban seperti ini. Aku mau bilang sekali lagi sama kamu, kalau aku mencintaimu.. aku ingin kamu jadi pacarku. Namun jika kamu tidak bersedia aku tidak apa-apa. Mungkin sudah jadi rejekiku. Aku nggak akan mengganggu kamu lagi selamanya..." Kata Bagus dengan nada sangat rendah.
Mendengar perkataan Bagus, seketika Rini menangis. Dia nggak bisa berkata kata apapun. Dia minta waktu beberapa hari. Baguspun kemudian mengiyakan.

Stetlah beberapa hari Bagus diminta menemui Rini. Kali ini sore hari sehabis kuliah Rini. Di sebuah meja warung makan, Rini bercerita bahwa di barusaja memutus hubungan dengan pacarnya. Ternyata mereka jarang banget bertemu. Ternyata Rini menyadari bahwa selama ini apa yang dia butuhkan dari seorang kekasih ada pada diri Bagus. Ternyata dia menyadari telah berbuat sewenang2 terhadap Bagus. Dan mulai detik itu Bagus mempunyai seorang kekasih yang sangat cantik